Seorang dosen tergesah-gesah menjelaskan materi kuliah di ruang yang telah dipenuhi mahasiswa berwajah muda-mudi. Entah mengapa. Mungkin ia sedang terburu-buru akibat ada urusan mendesak membuatnya seperti dikejar berekor-ekor anjing, atau mungkin ia sedang merasa tidak enak badan sehingga ingin menyegerakan tugasnya, atau mungkin ia sudah bosan melihat mata-mata mahasiswa yang terbuka lebar tapi entah otaknya.
Penjelasannya mulai kacau, pilihan katanya mulai tidak teratur. Ia masih terus memaksakan diri dalam ketidaknyamanan. Hingga kalimat pamungkas bertebaran dari mulutnya yang membuat para mahasiswa memicingkan mata keheranan sekaligus menjadi ciut hatinya.
“Pengolahan susu memang sulit. Susah-susah sulit!”
Dan kemudian mahasiswa-mahasiswi keluar ruang dengan muka muram, wajahnya seperti meleleh. Semester ini akan berat untuk dilalui.