Jalan Hidup

on Minggu, 15 Februari 2009


1948. awal dari hilangnya Palestina. Awal dari bentuk kekalahan dunia arab dari ras yang terbuang. Pada tahun-tahun sebelumnya, migrasi besar-besaran keturunan yahudi dari berbagai negara berlangsung singkat. Inggris menjadi negara yang melindungi kaum yahudi untuk masuk ke Palestina. Ada yang mengatakan bahwa Inggris memiliki hutang tarhadap kaum yahudi saat PD1, dan yahudi meminta Inggris membantu mereka kembali ke tempat asal mereka, yaitu wilayah Palestina.

Setelah jumlah penduduk yahudi sangat besar di Palestina mereka memulai griliya. Dengan perlahan tapi pasti satu persatu daerah palestina berhasil dikuasai. Tidak banyak tindakan yang dapat diperbuat, dunia arab hanya melihat ikatan persaudaraan kaum muslim terkalahkan oleh batas teritorial sebuah negara.

Penguasaan kaum yahudi atas tanah palestina memaksa penduduk asli untuk mengungsi, dan jelas ini menjadi masalah besar karena jumlah pengangguran akan meningkat. Kondisi ini memaksa banyak orang palestina untuk bermigrasi ke negara lain. Sebagian mereka memilih negara arab lain untuk ditempati, tetapi ketika pilihan tersebut semakin sedikit maka banyak yang memilih negara eropa untuk menjadi tempat hidup mereka yang baru. Dengan begini situasi telah berubah, dulu kaum yahudi terbuang ke berbagai negara tetapi sekarang orang-orang arab palestina yang menjadi terbuang.

In Search of Fatima, buku biografi yang ditulis oleh Ghada Kharmi. Menceritakan perjalanan sebuah keluarga yang terbuang dari palestina ke negara yang membuat mereka terusir, yaitu Inggris. Lingkungan baru di Inggris membuat mereka melupaka Palestina, terutama untuk Siham, Ziyad, dan Ghada. Tiga bersaudara yang menjadikan Inggris sebagai diri mereka dan melupakan arab sebagai asal mereka. Walaupun ini hanya sisi luar karena kedua orang tua mereka tetap memegang kebudayaan arab. Sehingga ini membuat mereka memiliki dua kebudayaan yang bertolak belakang, arab dengan eropa.

Kenaifan Ghada menganggap keeropaannya adalah sejati justru menjadi bumerang. Secara perlahan Ghada menyadari bahwa sebenarnya ia tetap berbeda, ia bukan eropa. Tetapi juga kearaban begitu terkikis oleh dunia eropa. Kenyataan bahwa mereka bukan keduanya sekarang menjadi hal yang rumit ditambah lagi mereka tidak diakui oleh keduanya. Jati diri yang tidak ditemukan memaksanya kembali ke awal hidupnya. Ketempat yang berusaha ia lupakan, yaitu tempat kelahirannya. Tempat yang kini telah menjadi israel dengan bendera bintang Davisnya.

Buku ini wajib dibaca bukan cuma untuk mereka yang tertarik mengetahui apa yang terjadi pada orang pelestina setelah terbentuk negara Israel, tetapi juga untuk menyadarkan kita pentingnya kejujuran pada diri sendiri dan penerimaan terhadap kondisi yang sulit tetapi tidak berarti kepasrahan yang menyerah. Setiap dari kita akan mengalami masalah walaupun dengan konteks yang berbeda dari Ghada, tetapi masalah-masalah itu akan terselesaikan dengan penerimaan dan perjuangan. Tinggal caranya yang berbeda. Ghada membuktikan pencariannya terhadap jati diri membawanya pada kesiapan mental dan kepribadian yang kuat, mungkin memang itulah tujuan dari masalah kita.. Selamat membaca!!!