Hanya

on Jumat, 29 Oktober 2010


Tulisan ini dibuat karena rasa protes sekaligus kecewa gw ke dosen-dosen yang terlalu banyak mengajarkan kebijaksanaan saat kuliah hingga tugas utama mengajarnya terabaikan.
***
Malaikat bertebaran di seatero semesta. Mengamati mahluk Tuhan bernama manusia. Ia tak pernah mengerti mengapa Tuhan menciptakan manusia, menjadikannya sebagai mahluk paling mulia yang diciptakan. Benci! Tidak, malaikat tidak memiliki nafsu untuk membenci. Ia hanya tidak pernah mengerti. Seandainya ia diciptakan dengan nafsu mungkin ia akan memilih menjadi seperti iblis yang berusaha membuktikan manusia hanya mahluk gagal.
Melayang-layanglah malaikat mendampingi manusia. Kanan dan kiri. Mencatat kelakuan manusia. Untuk apa! Bahkan Tuhan telah berkata pahala manusia tidak akan mampu menutupi dosa, hanya rahmat-Nya yang mampu menolong dari jilatan lidah api neraka. Tugas sia-sia malaikat tetap tidak membuatnya urung bertugas, tidak seperti manusia yang memilih berhenti berusaha saat sia-sia yang ia rasakan.
Ia memilah-milah tidak-tanduk manusia dalam dua buku. Kebaikan – kejahatan. Apa ia benar-banar tau arti dua kata itu! Atau lagi-lagi hanya menjalankan tugas! Dasar apa yang ia gunakan untuk memilah tindakan manusia!
Ia adalah mahluk paling dekat dengan Tuhan. Bahkan dengan menjadi mahluk paling dekat sekalipun ia masih tidak paham kebijaksanaan Penciptanya. Bagaimana dengan manusia! Tuhan masih memberi kesempatan setiap mahluknya untuk memahami pemikirannya – lewat tulisan-Nya. Ya, Tuhan saja meminta mahluknya mempelajari dari apa yang tertulis, entah di kertas atau di alam.
Dari membaca kita memahami. Sejauh mana kita mampu memahami! Tuhan memberi kesempatan untuk pemahaman yang terbatas. Apakah kita yakin yang kita pahami sudah sesuai dengan maksud-Nya!
Sementara malaikat terdiam dalam ketidak pahamannya, manusia telah terlalu yakin dengan pemahamannya hingga berusaha mencekoki pemahaman yang terbatas kepada manusia lain. Biarkan manusia memahami sendiri kehendak Tuhan lewat membaca, biarkan manusia memilih pemahamannya.
Sapaikan saja pemahaman 'kalian', jangan terlalu yakin 'kalian' telah benar-benar memahami kebijaksanaan-Nya.
Setiap koin bermuka dua, hanya satu muka yang dapat kita lihat dalam satu waktu. Yang terlihat benar bisa salah di lain waktu.
Jatinangor, 22 oktober 2010

Pemahamannya Tidak Lebih Baik

on Jumat, 22 Oktober 2010


Tulisan ini dibuat karena rasa protes sekaligus kecewa gw ke dosen-dosen yang terlalu banyak mengajarkan kebijaksanaan saat kuliah hingga tugas utama mengajarnya terabaikan.
***
Malaikat bertebaran di senatero semesta. Mengamati mahluk Tuhan bernama manusia. Ia tak pernah mengerti mengapa Tuhan menciptakan manusia, menjadikannya sebagai mahluk paling mulia yang diciptakan. Benci! Tidak, malaikat tidak memiliki nafsu untuk membenci. Ia hanya tidak pernah mengerti. Seandainya ia diciptakan dengan nafsu mungkin ia akan memilih menjadi seperti iblis yang berusaha membuktikan manusia hanya mahluk gagal.
Melayang-layang lah malaikat mendampingi manusia. Kanan dan kiri. Mencatat kelakuan manusia. Untuk apa! Bahkan Tuhan telah berkata pahala manusia tidak akan mampu menutupi dosa, hanya rahmat-Nya yang mampu menolong dari jilatan lidah api neraka. Tugas sia-sia malaikat tetap tidak membuatnya urung bertugas, tidak seperti manusia yang memilih berhenti berusaha saat sia-sia yang ia rasakan.
Ia memilah-milah tidak-tanduk manusia dalam dua buku. Kebaikan – kejahatan. Apa ia benar-banar tau arti dua kata itu! Atau lagi-lagi hanya menjalankan tugas! Dasar apa yang ia gunakan untuk memilah tindakan manusia!
Ia adalah mahluk paling dekat dengan Tuhan. Bahkan dengan menjadi mahluk paling dekat sekalipun ia masih tidak paham kebijaksanaan Penciptanya. Bagaimana dengan manusia! Tuhan masih memberi kesempatan setiap mahluknya untuk memahami pemikirannya – lewat tulisan-Nya. Ya, Tuhan saja meminta mahluknya mempelajari dari apa yang tertulis, entah di kertas atau di alam.
Dari membaca kita memahami. Sejauh mana kita mampu memahami! Tuhan memberi kesempatan untuk pemahaman yang terbatas. Apakah kita yakin yang kita pahami sudah sesuai dengan maksud-Nya!
Sementara malaikat terdiam dalam ketidak pahamannya, manusia telah terlalu yakin dengan pemahamannya hingga berusaha mencekoki pemahaman yang terbatas kepada manusia lain. Biarkan manusia memahami sendiri kehendak Tuhan lewat membaca, biarkan manusia memilih pemahamannya.
Sapaikan saja pemahaman 'kalian', jangan terlalu yakin 'kalian' telah benar-benar memahami kebijaksanaan-Nya.
Setiap koin bermuka dua, hanya satu muka yang dapat kita lihat dalam satu waktu. Yang terlihat benar bisa salah di lain waktu.

Diikuti atau Mengikuti

on Selasa, 19 Oktober 2010

Lagi liat-liat blog orang entah dari blogspot, wordpress, ato tumlr gw malah melihat hal aneh. Ini buat gw  kali ya, ga tau apa orang lain juga merasakan kalo punya blog ataupun jejaring sosial yang lain selalu berharap ingin ada yang mengikuti. Setidaknya jumlah blog itu dibaca orang lain cukup tinggi. Atau juga setidaknya kalo lagi dicari sama paman Google ada diurutan pertama.
Salah ga sie mau jadi populer. Jadi pusat. Diikuti banyak orang. Mungkin ga masalah, tapi kembali lagi dunia maya selalu kembali pada : Apakah saya sama jika di dunia nyata?. ha.ha.ha sejujurnya gw lagi males bercermin untuk diri sendiri, belakangan memang tidak pernah berakhir sesuatu 'itu'. Bisa jadi ada benarnya ketika di dunia nyata apa yang gw lakukan berbeda dari dunia maya. Kalo di dunia maya gw berusaha diikuti banyak orang dengan usaha-usaha tak kenal malu, Mmm.... kalo di dunia nyata disuruh maju sama dosen juga mikir-mikir.
Sebenernya kalo gw konsisten dengan harapan populer seperti di dunia maya, semestinya waktu mendapat kesempatan unjuk taring gw ga bakal menyia-nyaikan. Yah, tapi memang seperti ini hidup. Beda sama mimpi. Kadang mimpi bisa jauh lebih indah dari kenyataan, tapi terkadang juga mimpi malah bisa lebih kejam dari kenyataan. So, tong lila-lila teuing sare teh... hahahaha...
***
sudah lama ga nulis di blog. sbenernya materi tulisan ada, tapi ga beres ditulis mulu. gara2 .... Mmm... sesuatu yang tidak ingin dipendam terlalu lama, tapi juga ga ingin dilepas..