Tikus = Tempat Sampah

on Senin, 29 Maret 2010

Sebelum liburan semester kemaren gw dapet kabar baik, tapi ga tau juga sie bisa disebut baik ato justru kabar 'Huuuaaaaa!!!!'. Dua proposal PKM-P yang diajuin ke Dikti lolos didanai, dan keduanya berurusan dengan yang namanya tikus. Hiiiieeee.... Megang mencit waktu praktikum reproduksi ternak aja ga berani apalagi tikus (rat) yang segede tikus got.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sudah satu minggu 15 ekor tikus nginep di kosan gw. Enam hari di dalam kamar. Huwweee', baunya ga nahan! akhirnya hari minggu bikin kandang bwt ditaro di luar. Dan pernapasan gw bisa puas menghirup udara segar. hehehe
sehari sebelum dibwt kandang diluar, tikusnya sempet gw taro pake kandang bekas kelinci. Minggunya, setelah dipindah ke kandang baru .... Lho! ko kurang satu..bingung lah kita bertiga. Malemnya temen kosan bilang kalo ngeliat tikus putih, sambil parno nyeritainnya katanya takut kayak tikus raksasa di film2. *emangnya tu tikus mutasi! hahaahaha


Hari ini ternyata sang tikus yang melarikan diri ditemukan di belakang kosan waktu mas Agus mau bakar sampah. Gw sama Mang2 nguber-nguber ni tikus ada dimana, sambil teriakan mas Agus dan Ibu kos menemani, "Ada ga!!". *sabar woi!


Ternyata sang tikus ngumpet di dalem tempet sampah. dengan badan putih dan mata merahnya. Wuiiihhh... bener juga kata temen gw, kayak di film2 fiksi ilmiah gitu.. ahahahaha


Beberapa persepsi kita terhadap tikus:
1. Tikus itu jorok.
2. Mainannya di tempat sampah.
3. Pembawa penyakit.
4. Pokoknya ada tikus, GEBUK!!!


Tapi, yang gw yakini tantang tikus tentu bukan ketiga hal itu.
  1. Tikus itu hawan bersih. Lho! Tikus memiliki kebiasaan bebersih seperti kelinci atau kucing. Ngejilat bulunya, sebagai upaya mandi. *kakinya ga bisa megang gayung kali, jadinya dijilat...
  2. Tikus bukan lagi main di tempat sampah. Dia lagi nyari makan. Maklum manusia suka buang bahan organik yang bisa dimakan tikus, makannya dia ke sana. Lagian hewan kayak tikus ga suka tinggal di tempat lembab kayak tempat sampah.
  3. Semua hewan bisa jadi pembawa penyakit. Maka dari itu kalo melihara hewan kebersihan harus dijaga dengan baik.
  4. Eiittt,,, ada tikus cukup ambil ekornya dan angkat. Simpel kan!!! Tapi perlu diperhatikan cara ini lebih mudah diterapkan pada tikus jinak karena kalo tikus liar baru dideketin dah kabur. Capek nguber2nya juga.
nb: tikus di gambar 2 kotor ya? itu gara2 gw naro 15 ekot tikus dalam kandang kecil.. sekarang dah lumayan lebih bersih.------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Rencananya gw mau buat jurnal PKM-P, tapi sampe sekarang belum terealisasikan. Dan beberapa hal tidak tercatat jadi dah keburu lupa. Yah, semoga posting ini bisa mengingatkan gw buat nulis jurnalnya. Amin...

Menjadilah ku

on Selasa, 09 Maret 2010

Terjun bebas.
Terhempas tanpa penghalang.
Terjun bebas.
Terombang-ambing tanpa pengendali.
Sebuah kebebasan.
Sejenak.
Sebelum menyentuh tanah.

         Habis sudah. Tiadalah arti pikiran positif selama perasaan negatif mendampingi. Hidup dalam ke-naif-an. Bak berjalan dalam labirin. Bertindak dalam ke-munafik-an. Bak meminum kopi.

Apakah kalian mengerti aku?
Apakah kalian mau mengerti aku?
Aku tau, aku bukan apa-apa.
Hanya orang bodoh yang sok tau.
Hanya seorang yang naif.
Sekaligus munafik.
Ya.
Tapi, terimakasih.
Kalian menyadarkan ku dalam kegelapan dan tipu daya.
Aku tau siapa aku.
Setidaknya.

Kenangan ku...

on Jumat, 05 Maret 2010

Ku teringat pagi yang spesial itu. Di sekolah alam, berdiskusi ringan dengan para sahabat yang luar biasa. Saat muka kami kusut belum mandi, tapi semangat pagi telah menyeruak untuk ngobrol-ngobrol.
...: "mempelajari filsafat itu padahal penting ya."
...: "tapi anehnya, banyak orang yang tidak mau."
...: "mungkin takut?"
...: "Hmmm... ga ada yang salah dengan filsafat."
...: "belajar filsafat itu ibarat bermain di atas tebing! jika bermain-main di pinggir, hati-hati! bisa jatuh. karena itu kita harus ditengah agar aman."
...: "berarti belajar filsafat itu jangan sedikit-sedikit ya? harus sampai mendalami."
...: "nah, mereka yang belajar sedikit-sedikit itu yang paling berbahaya."
entah apa yang ada di pikiran kami pagi itu sampai-sampai membicarakan filsafat. memang kalian adalah orang-orang luar biasa.