Long Weekend

on Kamis, 25 Februari 2010


Long weekend akhirnya dateng juga.. Waaaahhhhh… Asik..
Setelah melewati beberapa minggu kebelakang hingga mengikis semangat. Long weekend ini harus bisa jadi ajang mengembalikan semangat. Pilihannya besok ketemu temen-temen SMA ato istirahat penuh.
Terakhir ketemu temen-temen kira-kira sebulan yang lalu. Enaknya ketemu mereka selalu ada yang bisa diomongin, nonton bareng. Wah, pokoknya bisa ngilangin setres dan jenuh.
Kalo milih istirahat. Alhamdulallah, badan ini sudah mulai minta istirahat. Meriang-meriang sedikit dari empat hari yang lalu, sekarang malah udah mulai gemeter-gemeter kayak Hp. Gerrr…gerrr…... Udah lama juga si ga sakit. Lumayan lah kalo sakit jadi bisa istirahat abis-abisan.
Keliatannya bakal milih istirahat aja ni. Tapi kalo istirahat tiga hari, gimana caranya y semangatnya bisa balik. Mmmm… (mikir)
Oia, sebenarnya ada pilihan satu lagi. Tapi kalo pilihan ini dipilih nanti ga jadi pulang ke Jakarta. Pilihan ketiga ini yaitu ikut musyawarah mahasiswa UNPAD. Kalo ini gw yakin bisa ngembaliin semangat karena mungkin bisa ketemu temen-temen Upgrading BPM UNPAD yang memiliki karakter individu-individu yang luar biasa. Rindu mereka, kangen mereka, ingin bertemu mereka. Tapi gw  perlu sekali pulang.
Gimana ya??? 
Besok pulang deh, soal mengembalikan semangat akan ku cari solusinya.
Aaaahhhhhhh………
Seandainya aku ada di puncak gunung. Aku ingin melegakan diri dengan teriakan.
Terimakasih Tuhan, Kau berikan kehidupan yang unik ini.

Kamis,24 Februari 2010
Di kosan, Jatinangor

Minggu yang Seru!


Minggu ini aneh banget.

Setelah melewati minggu menantang untuk menyelenggarakan seminar, minggu ini dilewati dengan tantangan menyelenggarakan pemilihan presiden BEM UNPAD. Gw berharap banget bisa banyak membantu, tapi kenyataannya kewajiban akademik memberi halangan. Mestinya bukan alesan, tapi ini beneran tidak terelakkan.

Nah, di minggu ini gw tersadarkan kemampuan-kemampuan dosen di kampus gw. Agak terkejut juga menyadarinya. Hahaha

Pagi itu ada kuliah tambahan. Dosennya jaga-jaga kalo dia ga bisa ngajar udah ada penggantinya dari sekarang. Hahaha, kreatif dah. Ternyata kuliah tambahan ini dia juga ga bisa hadir, jadilah dia minta tolong dosen lain. Gw dah sering liat ni dosen tapi belom tau kualitas dia dalam kuliah. Bukan mau ngetes beliau, tapi emang ada hal yang ingin ditanya. “Pak, kenapa sisa-sisa residu ayam disimpan atau tertimbun di paha ayam?” Tanya gw. Gw langsung mengamati perubahan wajahnya, muka mikir tapi sadar ga ada jawaban. Yah, ujungnya dia cuma mengulang dan menambahkan pernyataannya tentang residu dalam paha ayam tapi tidak menjelaskan penyebabnya.

It’s oke-lah pak, kita sama-sama belajar.

Ada lagi waktu seminar (ini ceritanya dosen yang lain). Waktu beliau menjelaskan tentang perencanaan bisnis. Sesi tenya jawab dibuka, kemudian ada peserta yang nanya, “Pak, data-data yang bapak sebutkan tadi sumbernya dari mana?”. Wah, perubahan wajah yang mencerminkan mencari jawaban itu kembali ku lihat. Ada lagi yang nanya, “Pak, saya yakin ada mindset tertentu dalam pikiran orang sukses. Mindset apa ya, Pak?” bingung lagi deh si bapak. Makasih ya Pak udah sharing ilmu ke kita.

Ada lagi yang lain, seperti ternyata dosen bisa dipancing untuk bicara salah, ato ternyata mereka juga bisa bingung dengan pertanyaan yang berputar-putar. Nah, sayangnya mahasiswa belum terlalu berani mengeksplor hal ini. Sambil jalan bisalah nanti. xp

Ada lagi yang keren. Dosennya mengakui ketidaktahuan atau kekurangan pemahaman beliau. Yah, apapun itu. Ayo semangat berkembang para sahabat.

Itu baru dari dosen-dosen. Belom keanehan waktu rapat, presentasi, tugas kuliah. Wah, pokoknya sering bikin saya cengar-cengir sendirian. Tapi jangan bilang gw gila lho.

Kamis, 24 Februari 2010
Di kosan, Jatinangor



Penentang

on Senin, 15 Februari 2010

Penat rasanya hari ini. Tanggung jawab, kewajiban, tekanan telah menguras pikiranku. Aku ingin rehat malam ini. Mengembalikan motivasiku, semangatku, yang sedang terkikis. Aku khawatir esok tidak ku lewati dengan baik jika malam ku lewati dengan tidur begitu saja.

Beberapa film dalam hardisk komputerku perlu ku geledah. Aku ingin menonton hanya satu film dan berharap ada yang dapat menyadarkanku.

Entahlah GIE yang ku pilih, mungkin aku rindu perjuangan, idealisme, pemikiran kritis, kesadaran.

Tibalah aku mengingat minggu-minggu ini, aku terlalu menjadi seorang counter. Aku ingat salah satunya, kemarin aku mengkritik habis post seorang sahabat blog tentang hari Valentain. Cukup membuatku sadar komentarku telah mencapai SARA.

Maaf jika komentarku itu terlalu SARA. Aku hanya ingin menunjukkan menentukan benar atau salah itu bukan suatu hal yang ringan. Memang terlihat begitu mudah ketika kita hanya melihat dari satu sisi, maka dari itu aku ingin menunjukkan dari sisi lain. Aku takut ketika teman-teman merasa menjadi orang paling benar, teman-teman menjadi radikal. Sebelum itu terjadi, aku akan memperlihatkan hal-hal yang salah dari sudut pandang berbeda. Menanamkan pemikiran berbeda, sehingga teman-teman menemukan penyeimbangan.

Aku bukan orang paling benar. Setiap tentanganku pasti selalu bisa dibantah juga, kok. Tenang saja.

Aku tau pendapat orang tentang counter. Tukang cari kesalahan. Tidak berani mengambil pilihan benar atau salah. Sok tau. Aku katakan itu benar, tidak terbantahkan. Counter harus sok tau, pintar mencari kekurangan, berada di jalur tengah ketika menentukan karena terlalu melihat secara objektif. Buatku itulah keseimbangan.

GIE, menjadi film yang sangat kompleks. Setiap menontonnya selalu ada yang ingin dibahas. Rasanya post ini tidak cukup membahasnya. Tema, pemikiran, asal-usul. Butuh beberapa post.

Selesai sudah GIE ku tonton. Apa tanggung jawab, kewajiban, tekanan telah hilang? Tentu tidak. Besok aku akan menghadapinya lagi. Biarlah. Aku hanya akan menjalaninya sebisa ku.


Sumber gambar : http://ms.langitilahi.com/sirah-dia-contoh-untuk-manusia-berdosa/




Grave of The Fireflies : Where is Mama?

on Rabu, 03 Februari 2010

“September 21, 1945, that was the night I died”. Tak lama seorang anak meninggal di sebuah stasiun kereta api. Tahun 1945 adalah tahun kekalahan jepang dalam perang dunia ke-2. Lalu sejauh mana hal tersebut berimbas pada penduduk jepang? Maksud saya, bukan imbas dari kekalahan perang tetapi imbas dari sebuah perang.

Film animasi 2 dimensi atau yang dikenal dengan sebutan manga di jepang menyajikan drama kehidupan kakak-beradik yang berusaha hidup dalam kondisi peperangan. Apakah mereka memahami peperangan? Tidak. Yang mereka tau bagaimana tetap dapat menjalani hidup dengan kebahagiaan.

Full flashback, yap, film ini adalah flashback dari anak yang meninggal di stasiun kereta api, anak lelaki itu bernama Seita (lupa nama lengkapnya!). Seita dan Setesuko sang adik tinggal bertiga dengan ibu mereka. “Be a good girl, Setsuko”, merupakan pesan terakhir sang ibu sebelum meninggal akibat tubuhnya terbakar ketika penyerangan. Meninggalnya sang ibu memaksa anak-anak ini hidup bersama bibi mereka.

Perang telah membawa kehidupan baru pada Seita dan Setsuko. Seperti sebuah kehidupan yang belum layak untuk mereka jalani. Saat anak seumuran mereka tertawa lepas, barmain, berlari. Terlintas anak-anak jalanan yang kehilangan masa kecil dalam pikiran saya. Tentu tidak ada orang yang mengingikan kondisi seperti itu, kehilangan masa tertentu dalam hidupnya. Tapi ada orang yang harus mengalaminya. Film ini tidak hanya menunjukkan buruknya peperangan, tetapi memperlihatkan kehidupan anak-anak jalanan yang tidak berdaya. Sangat merubah pandangan saya terhadap anak jalanan.

Saya teringat pada sebuah cerpen mengenai kunang-kunang. Mitosnya kunang-kunang adalah jelmaan dari manusia yang meninggal. Saya kira hanya di Indonesia ada mitos seperti itu, ternyata saya melihat mitos itu seperti tepat pada film ini. Saat perang banyak jiwa melayang dan banyak kemunculan kunang-kunang disekelilingnya. Seperti ketika ruh Setsuko ruh Seita bertemu, kunang-kunang mengelilingi mereka.

Mmmm….

Kapan ya saya terakhir kali melihat kunang-kunang?